Hakim Tinggi PTA Pekanbaru Drs. H. Insyafli, M.HI sedang menyampaikan ceramaah
Pekanbaru || www.pta-pekanbaru.go.id
Tanpa terasa pada hari ini selasa (23/06/2015) sudah memasuki hari ke enam bulan suci Ramadhan, setelah jamaah musholla Al-Mahkamah Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Pekanbaru melaksanakan tadarus Al-Quran dipagi harinya kemudian usai melaksanakan sholat zuhur bersama dilanjukan mendengarkan tausiyah ramadhan yang akan disampaikan oleh penceramah.
Selaku penceramah pada saat ini yang sudah di tetapkan oleh pengurus Mushalla yaitu Hakim Tinggi PTA Pekanbaru Drs. H. Insyafli, M.HI dan sebagai pembawa acara Panmud Hukum yang sebentar lagi beralih jabatan menjadi Panmud Gugatan Syaharuddin, S.Ag., S.H.
Kegiatan ini digelar secara rutin oleh warga PTA Pekanbaru selama dibulan Ramadhan. Dalam tausiyahnya penceramah menyampaikan:
“Segala puja dan puji hanyalah untuk Allah SWT Tuhan Pencipta dan Pemelihara kita semua dan alam sejagad raya. Shalawat dan salam semoga selalu Allah kucurkan kepada Nabi Muhammad SAW, Pemimpin dan Tauladan kita, begitu pula kepada segenap Sahabat dan Keluarga Beliau, yang merupakan orang-orang suci dan pilihan.
Sejak pembunuhan pertama di muka bumi yang dilakukan oleh anak Nabi Adam as yang bernama Qabil membunuh saudara kandungnya sendiri yang bernama Habil, hanya karena dasar dengki dan iri, karena qurban Habil diterima oleh Allah SWT sedangkan qurban Qabil tidak diterima oleh Allah SWT sepertimana dikisahkan dalam al-Quran Surat al-Maidah ayat 27 s/d 31. Setelah dia membunuh saudaranya dia bingung dan sangat menyesal. Peristiwa inilah asbab wurud diwajibkannya hukum qishash kepada Bani Israil, lanjutan ayat 32 surat al-Maidah.
Jamaah Mushallah Al-Mahkamah sedang mendengarkan tausyiah dari penceramah
Dalam kisah dan versi lainnya, penyebab awal pembunuhan itu adalah oleh Nabi Adam Qabil diharuskan menikahi saudari kembaran Habil yang konon kurang cantik atau tidak secantik saudari kembaran Qabil yang menjadi jatah Habil. Apapun sebab awalnya tetapi peristiwa terakhir yang terjadi sebelum pembunuhan itu adalah peristiwa perintah berqurban kepada dua orang bersaudara kandung itu, sebagaimana secara qath’iy disebutkan dalam surat al-Maidah seperti di atas.
Pembahasan tentang ini yaitu tentang kejahatan yang dilakukan oleh manuusia yang menyengsarakan sesama manusia, masih sangat relevan kita bicarakan di zaman modern yang serba canggih dan serba cepat.
Ciri Khas Zaman Modern.
Diantara yang saya pahami sebagai ciri khas atau tanda-tanda zaman modern itu antara adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan manusia semakin banyak. Hal-hal yang pada masa lalu bukan kebutuhan pada zaman sekarang sudah menjadi kebutuhan. Misalnya mobil, rumah mewah, HP mahal, TV berbayar, pakaian mahal makan mewah dan lain-lain.
2. Manusia modern sudah sangat terbiasa dengan sesuatu yang cepat dan otomatis. Transportasi cepat, masakan serba cepat saji nama fast food, alat-alat memasak dan alat kerja yang serba elektronik dan otomatis. Manusia modern sudah tidak terbiasa dengan alat-alat yang lambat mereka menyindirnya dengan sebutan lemot, atau lola (lambat loading).
3. Kepedulian sosial yang semakin menipis, bahkan keimanan yang semakin menipis.
Dengan ciri khas tiga sifat di atas, maka manusia modern di seluruh dunia, bahkan di Indonesia semakin banyak terjebak dalam tindakan kriminal atau perilaku kejahattan, seperti membunuh, merampok, korupsi, penghancuran karakter, pelecehan seksual, bahkan komersial seksual, malah ada istilah yang baru lahir adanya gratifikasi sex, nauzu billah.
Sekarang pertanyaannya adalah , apa relevansi antara perintah berpuasa Ramadhan dengan keadaan manusia modern seperti di atas ?. Mari kita coba mengurainya pelan-pelan.
1. Puasa Ramadhan selama sebula penuh diwajibkan kepada orang orang beriman untuk mencapai taqwa.
Allah taala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah ia berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jia ia tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (Al Baqarah: 183-184).
2. Perintah di atas kita hubungkan dengan Hadits Nabi Muhammad SAW tentang hubungan puasa dengan kesabaran sebagai berikut
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dalam “Sunannya” (no. 3519) dari jalan Abu Ishaq dari Juriy dari laki-laki Bani Sulaim dengan lafadz :
“Tasbih setengah timbangan, Al Hamdu menggenapkannya, Takbir memenuhi antara langit dan bumu, Puasa setengah kesabaran dan bersuci setengah Iman"
Manusia modern seperti yang digambarkan di atas dengan sifat negatif kebutuhan mendesak, tidak biasa menunggu, sudah terbiasa cepat dan serba otomatis, kepedulian sosial dan keimanan pribadi yang semakin menipis, apa yang bisa diharapkan sebagai solusi dan penawarnya, sehingga laju tindakan kriminal dan kejahatan di tengah masyarakat tidak semakin meningkat?
Data terakhir sebagaimana dilansir di website pada tanggal 22 Juni 2015 dapat dilihat dengan cara mengklik link ini: http://smslap.ditjenpas go.id/public/grl/current/monthly.
Dari data-data di atas terbaca bahwa jumlah penghuni lapas di seluruh Indonesia, baik tahanan yang belum menerima vonis sebanyak 56.484 orang maupun nara pidana sebanyak 117.214 orang , jumlah keseluruhannya 174.643 orang. Sedangkan kapasitas atau daya tampung lapas seluruh Indonesia hanya 119.553 orang, berarti melebihi kapasitas atau over kapasitas sebesar 55.090 orang.
Kalau keadaan seperti di atas dibiarkan berjalan apa adanya, maka kemungkinan jumlahnya bertambah banyak sangat mungkin, karena tekanan hidup zaman modern dan ketipisan kepedulian sosial dan ketipisan iman tadi.
Puasa Ramadhan Salah Satu Solusi.
Puasa yang intinya adalah imsak yaitu menahan atau mengendalikan hawa nafsu, yang menjadi penggerak utama pelaku kejahatan. Pada dasarnya Allah SWT menciptakan manusia dilengkapi dengan hawa nafsu atau keinginan kuat, baik nafsu sek, nafsu makan dan minum, nafsu memiliki kekayaan dan sejumlah nafsu lainnya, pada hakikatnya adalah untuk kebutuhan suci manusia itu sendiri. Misalnya nafsu sexsual diciptakan Allah SWT agar manusia bisa berkembang biak, berketurunan, memakmurkan dan memelihara alam dan lingkungan secara berkesinambungan, silih berganti dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kita tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya bumi kalau dihuni oleh manusia yang tidak punyya nafsu seksual seperti halnya malaikat. Susah untuk kita bayangkan. Demikian pula nafsu makan, minum, diciptakan Allah agar asupan gizi yang dibutuhkan oleh fisik manusia bisa dipenuhi secara seimbang. Demikian pula nafsu memiliki, nafsu berkuasa dan nafsu-nafsu lainnya. Semuanya diciptakan Allah SWT untuk kemaslahatan manusia itu sendiri.
Permasalahan timbul apabila nafsu dipakai oleh manusia itu secara tidak proporsional, melebihi atau melampaui garis batas yang sudah ditunjukkan oleh Allah SWT melalui ajafran agama. Kalau nafsu seksualnya dipuaskan kepada yang bukan pasangannya yang halal, maka terjadilah kejahatan seksual yang memancing kejahatan berikutnya, membunuh dan sebagainya, yang ujungnya menambah penghuni lapas yang semakin sesak. Bila nafsu makan dan minum, nafsu meliki kekayaan, nafsu menjabat disalurkan secara tidak proporsional, kepada hal-hal yang terlarang, maka itulah pengungkit, persengketaan pertengkaran, perkelahian, yang ujungnya terjadi tindakan kriminal dan lagi-lagi menambah jumlak penghuni lapas yang sudah sangat over load itu.
Kenapa puasa Ramadhan, bisa kita harapkan sebagai terapi menahan laju pertumbuhan penghuni lapas?.
Pertama puasa Ramadhan dilakukan sebulan penuh dalam bulan yang diberkahi Allah. Doa-doa kaum muslimin yang sedang berpuasa di siang hari dan tarawih di malam hari sangat kondusif mendinginkan panasnya hawa nafsu itu. Jadi puasa Ramadhan ada dua keajaibannya, pertama lama puasanya sebulan, kedua bulannya itu adalah bulan khusus, yang di dalamnya ada satu malam yang nilai kebaikannya lebih dari 1000 bulan.
Kedua, puasa adalah latihan menahan. Menahan adalah bahasa lain dari mengendalikan atau mengsatur, kapan nafsu bisa disalurkan, dan kepada hal-hal apa saja disalurkannya. Kebiasaan dan lastihan pengendalian ini, diharapkan akan membuat, nafsu kita kalau diibaratkan, seekor kuda sudah menjadi kuda yang jinak, yang mau dan mampu mengikuti perintah tuannya. Tetapi kalau tidak biasa dilatih dan dikendalikan, dia tetap menjadi binattang yang liar dan jalang, yang terbiasa melakukan apa saja, termasuk yang merusak dirinya sendiri.
Dengan ursan ini, maka pantaslah kiranya Allah SWT, mewajibkan puasa Ramadhan setiap tahun kepada hambanya yang beriman, dan dengan ini pula dapatlah kita fahami, ucapan bijak Rasulullah SAW bahwa puasa itu adalah separo kesabaran dan kesabaran itu adalah separo iman.
Sekian, selamat berpuasa Ramadhan dan selamat berlatih mengendalikan nafsu, semoga sukses. Barakallah.Amin .
(Tim Redaksi PTA Pekanbaru)