Oleh : LAELA MUBAROKAH, S.Ag

(Penata Layanan Operasional PA DUMAI)

  1. PENDAHULUAN

Makna dari kata "etos" berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang mengacu pada watak, karakter, kebiasaan, dan keyakinan khusus individu atau kelompok manusia. Etos mencakup karakteristik dan sikap yang membentuk pandangan suatu kelompok tentang yang baik dan yang buruk, yang dikenal sebagai etika. Terkait dengan etos, terdapat pula konsep "etika" dan "etis" yang merujuk pada nilai-nilai moral atau akhlak.Dalam konteks etos kerja untuk perubahan, dapat diambil beberapa kesimpulan. Pertama, etos tidak hanya mencakup individu, tetapi juga kelompok atau masyarakat secara keseluruhan. Etos kerja, dalam kamus besar bahasa Indonesia, didefinisikan sebagai semangat bekerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau kelompok.Kedua, etos kerja memiliki dampak besar pada keberhasilan seseorang, termasuk kesuksesan dalam pendidikan. Tingginya etos kerja diharapkan dapat membentuk individu yang kompeten, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab, terutama terhadap diri sendiri. Selain itu, etos kerja juga dihubungkan dengan pandangan suatu kelompok tentang nilai-nilai baik dan buruk, atau etika.Dengan demikian, etos kerja bukan hanya sekadar semangat bekerja, tetapi juga mencakup nilai-nilai, sikap, dan karakteristik yang membentuk cara seseorang atau kelompok berpikir dan bertindak. Etos kerja yang positif dapat menjadi pendorong perubahan dan kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan.

  1. PROFESIONALISME DALAM MEWUJUDKAN ETOS KERJA BERKUALITAS DAN ISLAMI

Professionalisme dalam mewujudkan etos kerja berkualitas dan Islami mencakup berbagai aspek, termasuk sikap, perilaku, dan nilai-nilai yang mencerminkan dedikasi, integritas, serta prinsip-prinsip Islam. Berikut adalah ringkasan tentang profesionalisme dalam konteks tersebut:

  1. Integritas dan Kejujuran:
    • Profesionalisme mencakup integritas dan kejujuran dalam setiap tindakan dan keputusan kerja.
    • Etos kerja yang berkualitas dan Islami menekankan pentingnya bertindak sesuai dengan nilai-nilai kejujuran dan tidak menipu dalam pekerjaan.
  2. Keterampilan dan Keahlian:
    • Profesionalisme melibatkan pengembangan keterampilan dan keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan.
    • Etos kerja berkualitas memotivasi seseorang untuk terus meningkatkan diri dan memperoleh pengetahuan yang relevan.
  3. Disiplin dan Tanggung Jawab:
    • Seorang profesional harus disiplin dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
    • Etos kerja Islami mendorong seseorang untuk melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab sebagai bentuk ibadah kepada Allah.
  4. Kerjasama dan Komunikasi Efektif:
    • Profesionalisme melibatkan kemampuan untuk bekerja sama dalam tim dan berkomunikasi dengan baik.
    • Etos kerja yang Islami mendorong kerjasama yang harmonis dan komunikasi yang menghormati antar sesama.
  5. Komitmen terhadap Kualitas:
    • Seorang profesional harus memiliki komitmen terhadap hasil kerja yang berkualitas.
    • Etos kerja Islami menekankan bahwa pekerjaan yang baik adalah bagian dari ibadah dan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya.
  6. Sikap Terbuka terhadap Pembelajaran dan Perbaikan:
    • Profesionalisme melibatkan sikap terbuka terhadap pembelajaran baru dan kemauan untuk memperbaiki diri.
    • Etos kerja yang Islami mendorong kesadaran bahwa setiap pengalaman dapat menjadi pelajaran untuk meningkatkan diri.
  7. Adab dan Etika Islam:
    • Seorang profesional Islami harus mematuhi adab dan etika Islam dalam setiap interaksi dan keputusan.
    • Etos kerja berkualitas dan Islami menuntut penghormatan terhadap nilai-nilai moral dan etika yang terdapat dalam ajaran Islam.
  8. Keseimbangan antara Kehidupan Profesional dan Pribadi:
    • Seorang profesional Islami diharapkan mampu menciptakan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi dengan memperhatikan kewajiban agama dan tanggung jawab keluarga.

Penting untuk diingat bahwa profesionalisme yang berkualitas dan Islami tidak hanya berfokus pada hasil akhir pekerjaan, tetapi juga pada proses dan etika yang mengiringinya. Mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam lingkungan kerja dapat menciptakan budaya yang positif dan memberikan dampak positif pada individu dan masyarakat.Toto Tasmara dalam bukunya "Etos Kerja Pribadi Muslim" serta menyoroti ayat Al-Quran, khususnya Surah Al-Mujadalah Ayat 11, yang mengajarkan tentang etos kerja. Dalam konteks ini, etos kerja dijelaskan sebagai sikap dan perilaku seseorang yang menunjukkan niat untuk bekerja.Terdapat lima etos kerja yang dianggap penting untuk dimiliki agar dapat dengan mudah mendapatkan pekerjaan dan membangun karier yang sukses:

  1. Bersikap Profesional:
    • Membuat seolah-olah Anda adalah seorang pimpinan yang mencari karyawan untuk kelancaran usaha.
    • Menunjukkan pengalaman dan profesionalisme dalam bidang tertentu.
    • Memiliki sifat-sifat seperti menghargai waktu, mengikuti aturan kantor/instansi, menghargai rekan kerja, dan memiliki integritas.
  2. Menghargai Waktu:
    • Menekankan pentingnya waktu sebagai rahmat yang tidak terhitung nilainya.
    • Menggambarkan ajaran Islam sebagai ajaran yang riil dan menuntut pengamalan ayat-ayat dalam kehidupan sehari-hari.
    • Menyadari bahwa apa yang akan diraih di masa depan ditentukan oleh tindakan saat ini.
  1. Mengikuti Aturan Kantor/Instansi:
    • Menyatakan bahwa peraturan instansi bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban pekerja, menciptakan hubungan kerja yang harmonis, aman, dan dinamis.
  2. Menghargai Rekan Kerja:
    • Menyamakan menghargai dengan bentuk rasa cinta, yang mendorong kinerja yang baik.
    • Menekankan pentingnya sikap sopan terhadap rekan kerja sebagai bentuk penghargaan diri.
    • Menyoroti konsep 5S dalam dunia kerja sebagai contoh tatanan sosial yang dinamis.
  3. Memiliki Integritas:
    • Menjelaskan integritas sebagai hidup sesuai dengan nilai-nilai terdalam, jujur kepada semua orang, dan menepati janji.
    • Menyebutkan bahwa integritas sangat dihargai, terutama dalam konteks kepemimpinan, dan dapat membantu dalam mendapatkan promosi dan posisi penting.

Bagi seorang Muslim, bekerja adalah manifestasi dari iman dan taqwa kepada Allah. Bekerja dianggap sebagai amal saleh dan bagian dari ibadah. Meninggalkan bekerja dianggap sebagai tindakan yang dapat mendatangkan murka Allah. Etos kerja Islami menciptakan sikap hidup yang mencerminkan keyakinan, ibadah, muamalah, dan akhlak sehari-hari dalam semua aspek kehidupan seorang Muslim. Penekanan pada profesionalisme dan etos kerja berkualitas dalam konteks Islam adalah suatu pendekatan yang mencerminkan komitmen terhadap nilai-nilai moral dan etika

Daftar Referensi :

1. Natsir Nanat Fatah, Etos Kerja Wirausaha Muslim, Gunung Djati Press, Bandung,

1999

2. Tasmara Toto, Membudayakan Etos Kerja Islami, Gema insani, 2004

3. Ahmad Mustaq, Etika Bisnis dalam Islam, Pustaka al-Kautsar, 2003

4. Nasution Harun, Teologi Islam Aliran Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, UI Pres,

Jakarta, 1986

5. Qardhawi Yusuf, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, Robbani Press,

Jakarta, 2004

6. Khoerussalim A. Ikhs, To be The Moslem Emtrepreneur, Pustaka al-Kautsar, Jakarta,

2005