Oleh : H. Bunyamin Alamsyah
Wakil Ketua PTA Pekanbaru

Tujuan shaum adalah meningkatkan ketaqwaan (laallakum tattaqun), Al-Quran surat Al Baqarah, 183. Sehingga manusia akan bersih hati dan jiwanya, jujur, santun, pemaaf, dan tumbuh rasa kesetiakawanan sosial, sehingga memiliki kualitas manusia unggul yang suci bersih (kawaladin waladathu ummuhu). Salah satu ikhtiar yang perlu dilaksanakan dalam menggapai makna saumu Romadhan adalah melalui Tazkiyatun nafsi. Hal ini pulalah dapat dijadikan suatu alat penenang jiwa, penyejuk kalbu termasuk bagi kita semua dalam berbagai kehidupan begitu pula hakim.

A.Epistimologi Tazkiyatun Nafsi
Tazkiyatun nafsi berasal dari dua buah kata yaitu Tazkiyatun dan An-Nafs. Kata Tazkiyahdari kata Zaka yang diberi tambahan huruf kaf, sehingga menjadi Zakka-Yuzakki-Tazkiyatan yang berarti menumbuhkan, mengebangkan, memperbaiki, membersihkan, mensucikan dan menjadikannya jadi baik serta bertambah baik.

An-Nafs bisa berarti diri sendiri, seperti pada kalimat “Ja a Huwa Nafsuhu”’ artinya dirinya sendiri yang datang, bukan wakil atau siap dan apa-apanya (lihat Al-Mu jamul Wasith, hal. 940).

Dan kata An-Nafs dalam bentuk tunggal dan jamak di dalam Al-Quran disebutkan sebanyak 306 kali.
Jadi secara etimologis Tazkiyatun nafs berarti : membersihkan jiwa, memperbaikinya dan menumbuhkannya agar menjadi semakin baik serta mengembangkan potensi baik jiwa manusia.

B.Makna Istilah
Menurut Abul Qasim Husain bin Muhammad, beliau lebih populer dikenal dengan Ragib Al-Isfahani (wafat 502 H), beliau mengatakan bahwa Tazkiyatun Nafs adalah upaya manusia untuk mensucikan jiwa dan dirinya, sehingga ia mempunyai sifat terpuji pada dirinya di dunia tentunya dan kelak di akhirat mendapat pahala dan balasan yang besar.

C.Saran Tazkiyatun Nafsi
Saran tersebut dapat disederhanakan menjadi dua bagian, yaitu:
Pertama, dengan proses takhalli, yang membersihkan dan membebaskan diri dari berbagai kotoran hati dari berbagai dosa dengan bertaubat dan beristighfar. Dan menjauhkan diri serta membebaskannya dari perbuatan dan sifat-sifat negatif atau tercela. Dengan meninggalkan dan menjauhi perbuatan tersebut seperti bohong, khianat, dengki, fasik, nifak, takabur, ghibah, namimah, dan berbagai sifat tercela lainnya.
Kedua, dengan melakukan proses tahalli, yaitu membekali, membiasakan, dan  menghiasi diri dengan berbagai perbuatan baik dan positif, seperti peningkatan ilmu, iman, takwa, ibadah, zikir, doa, tilawah, dan tadabur Al-Quran. Juga dapat dilakukan dengan menumbuhkan membiasakan sifat-sifat terpuji seperti siddiq, jujur, amanah, tawadhu, kidmah dan seterusnya. Sehingga kelak sifat-sifat tersebut menjadi kebiasaan dari akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari.

Cara yang paling efektif untuk mensucikan hati manusia
Berikut ini dikemukakan beberapa sampel  atau contoh tazkiyatun nafs yang diambil dari Al Quran dan sunnah Rasulullah SAW.

1.Tazkiyatun nafsi dengan ilmu
Nabi bersabda, “Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Dan sesungguhnya malaikat-malaikat meletakkan sayap-sayapnya karena senang kepada orang yang menuntut ilmu, dan sesungguhnya orang-orang yang berilmu akan dimohonkan ampunan untuknya oleh penghuni langit dan bumi sampai ikan yang ada di dalam air. HR. Abu Daud dan Tarmizi”.

2.Iman, taqwa, siddiqul kalam dan amal sholeh
Iman, taqwa, siddiqul kalam, dan amal sholeh merupakan sarana tazkiyah yang paling efektif. Allah berfirman :”Hai orang-orang yang beriman, bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan memperbaiki amal-amal perbuatanmu dan mengampuni dosa-dosamu”. (QS.33:70)
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik-baik akan menghapus kesalahan-kesalahan”. (QS.11:114)

3.Iman dan jihad dengan harta jiwa
“Hai orang-orang yang beriman, maukah kamu aku tunjukkan perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang sangat pedih? Yaitu kamu beriman kepada Allah dengan harta dan dirimu itulah yang lebih baik jika kamu mengetahuinya. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu kedalam syurga”. (QS.61:10)

4.Zakat, infak dan shadaqoh
“Ambillah sebagian dari harta mereka (zakatnya) untuk membersihkan dan mensucikan mereka dengan zakat tersebut”. (QS.9:103)
“Sadaqoh dapat menghapus dosa-dosa seperti air memadamkan api. Orang yang bertakwa akan dijauhkan dari api  neraka. Yaitu orang yang menjadi bersih”. (QS.62:16-17)

5.Taubat, istighfar dan doa
“Dan beristighfarlah kepada Rob-mu sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya pada malam hari untuk menerima taubat orang yang berbuat salah disiang hari. Dan Dia membentangkan tangan-Nya disiang hari untuk menerima taubat orang-orang yang berbuat salah dimalam hari hingga matahari terbenam dari sebelah barat”. (HR. Muslim)

“Apabila hamba-hambaku bertanya tentang Aku, sesungguhnya aku dekat. Aku mengabulkan permintaan orang-orang yang berdoa apabila ia berdoa kepadaku”. (QS.2:186)
Rasulullah SAW bersabda, “Rab kita azza wa jalla turun kedunia setiap malam pada sepertiga malam yang terakhir. Dia berkata, siapa yang berdoa kepada-Ku, Aku kabulkan permintaannya, siapa yang memohon ampunan kepada-Ku, Aku ampuni Dia”. (HR. Jamaah)

D.Ikhtitaam
Tazkiyatun nafsi pada hakikatnya adalah proses pembersihan jiwa dan hati dari berbagai dosa dan sifat-sifat tercela yang mengotorinya, dan selanjutnya peningkatan kualitas jiwa dan hati tersebut dengan mengembangkan sifat-sifat terpuji yang diridhai Allah SWT, serta potensi-potensi positifnya dengan mujahadah, ibadah dan berbagai perbuatan baik lainnya, sehingga hati dan jiwa menjadi bersih dan baik serta berkualitas. Yang selanjutnya menjadikannya mempunyai sifat-sifat dan prilaku yang baik dan terpuji.
Semoga shaum kita pada bulan Ramadhan kali ini, memberi pengaruh pada kehidupan sebelas bulan yang akan datang, tentu dengan membersihkan hati dan jiwa (Tazkiyatun Nafsi).
Tazkiyatun Nafsi dapat pula dijadikan ikhtiar pengendalian diri kita baik sebagai hakim, karyawan lain atau menjadi apalah kita. Semoga kita selamat dalam pengembaraan hidup didunia ini menuju kampung akhirat.

{jcomments on}