Oleh : Laela Mubarokah, S.Ag.

( Penata Layanan Operasional PA Dumai )

 

  1. PENDAHULUAN

Seiring perkembangan peradaban manusia sejak zaman Nabi dan nenek moyang, konsep kepemimpinan telah mengalami evolusi. Kolaborasi antar manusia berdasarkan aspek kepemimpinan sudah terbentuk sejak masa tersebut. Menurut Overton, kepemimpinan merupakan  keterampilan untuk memperoleh kepercayaan dan kerjasama di lingkungan kerja, dengan setiap pemimpin memiliki keunikan sendiri. Overton menekankan pentingnya kemampuan memimpin untuk menbisa kan respons positif terhadap pengaruh kekuasaan. Harsey dan Blanchard mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses memengaruhi individu atau kelompok mencapai tujuan tertentu dalam kondisi tertentu. Dalam konteks Islam, kepemimpinan di bidang pendidikan memiliki peran sentral dalam meningkatkan mutu dan prestasi. Seorang pemimpin di lembaga pendidikan Islam diharapkan bisa  mencapai prestasi dan menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan sebagaimana yang diperlihatkan oleh Rasulullah SAW, yang juga dikenal sebagai "going back to basic.".

  1. KONSEP KEPEMIMPINAN

Pandangan tentang kepemimpinan yang diuraikan mencakup aspek-aspek penting, terutama dalam konteks Islam. Berikut adalah beberapa poin kunci yang dapat diidentifikasi dari teks tersebut:

  1. Asal Kata Pemimpin: Pemimpin berasal dari kata "pimpin" yang artinya bimbing, tuntun. Oleh karena itu, seorang pemimpin diartikan sebagai seseorang yang memimpin, membimbing, menuntun, menunjukkan jalan, serta melatih orang lain agar dapat melakukan tugas atau tanggung jawab mereka sendiri.
  2. Tuntutan Sosial dalam Islam: Kepemimpinan dalam pandangan Islam memiliki dua tuntutan sosial mendasar. Pertama, pemimpin diharapkan memiliki kemampuan untuk memimpin menuju situasi yang diinginkan oleh komunitasnya. Kedua, pemimpin diharapkan dapat mempertahankan eksistensi komunitas tersebut.
  3. Pertanggungjawaban Transendental: Pemimpin diingatkan akan adanya pertanggungjawaban transendental. Ini mencerminkan pemahaman bahwa seorang pemimpin memiliki tanggung jawab moral dan agama yang lebih tinggi, yang melibatkan keterluluran pribadi dalam menjalankan tugasnya.
  4. Konsep Pemimpin dalam Islam: Pemimpin dalam Islam diharapkan memahami dan memenuhi tuntutan sosial dengan memperhatikan aspek moral dan agama. Pemimpin ideal harus mampu membimbing dan memimpin komunitasnya dengan penuh tanggung jawab.
  5. Ciri Khas Pemimpin: Meskipun hakikat kepemimpinan tetap sama, setiap pemimpin memiliki ciri khasnya sendiri. Ini mencakup perilaku, karakteristik, dan model kepemimpinan yang dipilih oleh pemimpin untuk mencapai tujuan tertentu.
  1. Penerapan Prinsip-Prinsip Kepemimpinan: Seorang pemimpin tidak hanya berkewajiban terhadap anggotanya saja, tetapi juga harus memahami posisi mereka dan menggunakan kekuasaan dengan bijak untuk mempengaruhi bawahannya menuju pencapaian tujuan bersama.
  2. Kepemimpinan yang Efektif: Pemimpin ideal adalah mereka yang tidak hanya fokus pada tugas dan tanggung jawab, tetapi juga memahami peran mereka dalam memotivasi dan mempengaruhi bawahannya. Kepemimpinan yang efektif mencapai keberhasilan dari sebuah tujuan.

Pandangan ini memberikan kerangka kerja untuk memahami kepemimpinan, terutama dalam konteks nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam yang mencakup aspek moral, tanggung jawab, dan pertanggungjawaban transendental.

  1. TELADAN SIFAT RASULULLAH SEBAGAI PEMIMPIN

Rasulullah SAW memang diakui memiliki pola kepemimpinan yang luar biasa dan mampu diterima oleh beragam lapisan masyarakat, termasuk yang berasal dari etnis, ras, dan agama yang berbeda. Keempat sifat kepemimpinan yang Rasulullah pegang teguh, seperti yang Anda sebutkan, memainkan peran penting dalam membentuk kepemimpinan yang adil, amanah, dan efektif. Berikut penjelasan singkat mengenai keempat sifat tersebut:

  • Shiddiq (Jujur dan Benar). Rasulullah SAW dikenal sebagai Al-Amin (yang Amanah) dan Al-Shiddiq (yang Jujur). Kehandalan dan kejujuran beliau menjadi dasar kepercayaan yang kuat dari masyarakat sekitarnya. Kepemimpinan yang berlandaskan kejujuran akan membangun kepercayaan yang mendalam di antara pemimpin dan rakyatnya.
  • Amanah (Bertanggung Jawab). Rasulullah SAW sangat bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan amanah yang diberikan kepadanya, baik dalam konteks kepemimpinan politik maupun spiritual. Pemimpin yang amanah akan dihormati dan diikuti karena masyarakat merasa yakin bahwa kepentingan mereka akan dijaga dan dilindungi.
  • Tablig (Menyampaikan Amanah). Rasulullah SAW adalah seorang rasul yang utusan Allah SWT untuk menyampaikan wahyu dan petunjuk-Nya kepada umat manusia. Dalam konteks kepemimpinan, sifat tablig mencakup kemampuan untuk menyampaikan visi, misi, dan kebijakan dengan jelas dan efektif kepada masyarakat. Komunikasi yang baik adalah kunci untuk mencapai pemahaman yang bersama-sama.
  • Fathanah (Intelek dan Berpikiran Maju). Fathanah menggambarkan kecerdasan dan kebijaksanaan Rasulullah SAW dalam menghadapi berbagai situasi dan tantangan. Pemimpin yang memiliki sifat fathanah mampu berpikir jauh ke depan, memahami konteks waktu dan tempat, serta mengambil keputusan yang bijaksana untuk kebaikan umatnya.

 

Dengan mengambil contoh dari kepemimpinan Rasulullah SAW, para pemimpin muslim diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang adil, aman, dan inklusif bagi seluruh masyarakat, tanpa memandang perbedaan etnis, ras, atau agama.

  1. KEPEMIMPINAN ERA MODERN

Mari kita bahas masing-masing karakteristik tersebut lebih rinci:

  1. Kepemimpinan Pendidikan Berbasis Masyarakat:
    • Dalam konteks ini, pemimpin lembaga pendidikan perlu memahami dan merespons kebutuhan serta harapan masyarakat tempat lembaga pendidikan tersebut berada.
    • Keterlibatan aktif dengan masyarakat dapat meningkatkan dukungan, membangun hubungan yang positif, dan menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih responsif terhadap kebutuhan lokal.
  2. Kepemimpinan Pendidikan Berbasis Karakter:
    • Pemimpin harus menjadi teladan dalam hal karakter dan etika.
    • Membangun budaya organisasi yang menekankan nilai-nilai positif dapat memengaruhi siswa dan staf untuk mengembangkan karakter yang kuat dan berintegritas.
    • Pemimpin dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan karakter melalui kebijakan, program, dan praktek pendidikan.
  3. Kecerdasan Emosional dalam Pengendalian Konflik:
    • Pemimpin pendidikan perlu memiliki kecerdasan emosional untuk memahami dan mengelola emosi, termasuk konflik, dengan baik.
    • Kemampuan untuk membangun hubungan positif memerlukan pengelolaan emosi yang efektif, sehingga pemimpin dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kerjasama.
    • Pengelolaan konflik yang baik dapat mencegah potensi dampak negatif terhadap keberlanjutan lembaga pendidikan.

 

Pentingnya keterampilan kepemimpinan ini menggarisbawahi bahwa menjadi pemimpin di lembaga pendidikan dan instansi peradilan  bukan hanya tentang administrasi, tetapi juga tentang membentuk budaya, karakter, dan hubungan yang positif. Keterampilan kecerdasan emosional, dalam hal ini, menjadi kunci untuk mengelola kompleksitas hubungan interpersonal dan memastikan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan dan pembelajaran dalam menannamkan budaya kerja yang berAkhlak.

  1. KEPEMIMPINAN RASULULLAH DAN KEPIMPINAN DI ERA MODERN

No

Karakter Kepemimpinan Rasulullah

Karakter Kepemimpinan Di Era Modern

1

Pendekatan keteladanan (Humanis)

pemimpin berbasis karakter

  1. menjadi uswatun hasanah
  2. menciptakan situasi lingkungan

2

pendekatan integritas

pemimpin berbasis masyarakat

  1. memberikan motivasi
  2. membangun komunikasi

3

pendekatan demokratis

cerdas dalam mengendalikan emosi dan menangani permasalahan

 

Penjabaran tabel di atas menjelaskan bahwasannya karakter kepemimpinan Rasulullah masih menjadi acuan utama pada setiap pemimpin hingga saat sekarang ini dan dinilai sangat efektif dalam menjalankan roda kepemimpinan dalam sebuah lembaga pendidikan. Hal ini dipaparkan dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurul Faiqoh bahwasannya seorang kepala selalu menjadi role model bagi seluruh bawannya, setiap tindakan akan dinilai, setiap ucapan akan didengarkan sehingga hal tersebut akan diikuti oleh mereka serta mampu merubah kebiasaan hingga karakter yang dimiliki oleh bawahannya.Pemahaman kita  tentang kepemimpinan transformasional Rasulullah SAW dalam konteks keberagaman masyarakat Madinah sangat relevan. Rasulullah memang menunjukkan kualitas kepemimpinan yang luar biasa, terutama dalam mengelola dan menyatukan masyarakat yang heterogen. Beberapa karakteristik kepemimpinan transformasional yang dapat diidentifikasi dari pengalaman Rasulullah termasuk:

  1. Inspiratif dan Visioner: Rasulullah memiliki visi yang jelas untuk menyebarkan ajaran Islam dan menciptakan masyarakat yang adil dan berkeadilan di Madinah. Visi ini memberikan inspirasi kepada para sahabat untuk berkomitmen pada tujuan yang lebih tinggi.
  2. Pembentukan Hubungan yang Kuat: Rasulullah membangun hubungan personal yang kuat dengan para sahabatnya. Beliau peduli terhadap keadaan mereka, mendengarkan keluhan, dan memberikan bimbingan. Ini menciptakan ikatan emosional yang kuat antara pemimpin dan pengikut.
  3. Kepedulian terhadap Individu: Rasulullah tidak hanya memandang masyarakat secara keseluruhan, tetapi juga peduli terhadap setiap individu. Beliau memahami perbedaan suku, ras, dan latar belakang mereka, menciptakan ruang bagi setiap individu untuk berkembang sesuai potensinya.
  4. Kepemimpinan Berdasarkan Nilai: Rasulullah memimpin dengan mengutamakan nilai-nilai Islam. Tindakan dan keputusan beliau didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan, toleransi, dan kasih sayang, menciptakan lingkungan yang harmonis di tengah keberagaman.
  5. Kemampuan Mengatasi Tantangan: Hijrah ke Madinah adalah bukti nyata bagaimana Rasulullah mampu mengatasi tantangan besar. Beliau membangun kesepakatan dan persekutuan dengan suku-suku yang berbeda untuk menciptakan kesejahteraan bersama.
  6. Pemberdayaan Individu: Rasulullah memberdayakan para sahabatnya untuk berkontribusi aktif dalam masyarakat. Mereka diberdayakan untuk mengambil peran dalam berbagai aspek kehidupan, dari ekonomi hingga urusan sosial.
  7. Pendidikan dan Pembinaan: Rasulullah tidak hanya memberikan petunjuk agama, tetapi juga secara aktif terlibat dalam pendidikan dan pembinaan karakter para sahabatnya. Beliau memberikan teladan langsung melalui perilaku dan tindakan sehari-hari.

Memahami dan mengaplikasikan karakteristik kepemimpinan transformasional seperti yang ditunjukkan oleh Rasulullah dapat menjadi inspirasi bagi pemimpin modern untuk mengelola keberagaman dan menciptakan masyarakat yang inklusif dan harmonis.

  1. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa karakter kepemimpinan Nabi Muhammad yang patut dijadikan teladan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa karakteristik tersebut mencakup Amanah (kepercayaan), Tabligh (menyampaikan perintah Allah), Fatanah (kecerdasan dan kebijaksanaan), dan Shiddiq (kejujuran). Dalam konteks era modern yang penuh dengan perubahan dan perkembangan, karakteristik kepemimpinan dalam lembaga Islam saat ini dapat mengacu pada kepemimpinan Rasulullah pada masa lalu. Pentingnya motivasi dan komunikasi dalam kepemimpinan berbasis masyarakat ditekankan, di mana Rasulullah telah menerapkan pendekatan integritas dalam hubungan dengan para sahabatnya. Prinsip keteladanan juga menjadi kunci, di mana Rasulullah memberikan contoh yang baik kepada umatnya untuk diikuti. Hal ini mencakup uswatun hasanah (teladan yang baik) dan menciptakan lingkungan yang positif. Beberapa aspek yang dapat diambil sebagai teladan dari kepemimpinan Rasulullah melibatkan:

  1. Musyawarah dalam Pengambilan Keputusan: Rasulullah mengutamakan musyawarah dalam menghadapi keputusan besar, melibatkan para sahabatnya untuk mendapatkan sudut pandang yang beragam. Contohnya terlihat saat membahas strategi dalam Perang Uhud.
  2. Akhlakul Karimah: Rasulullah selalu menunjukkan akhlak yang mulia dalam tindakannya sehari-hari, menciptakan suasana yang menyenangkan, santai, dan terbuka. Kelembutan, sopan santun, dan tidak pernah mencela menjadi bagian dari kepribadiannya.
  3. Kebijaksanaan dalam Bersikap: Nabi Muhammad menunjukkan kebijaksanaan dalam menangani konflik, seperti saat meredakan perselisihan antara kepala suku terkait penempatan Hajar Aswad di Ka'bah.
  4. Mengutamakan Kepentingan Bersama: Rasulullah selalu menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadinya, memberikan prioritas pada kebutuhan sahabat dan keluarganya sebelum dirinya sendiri.
  5. Sifat Rendah Hati: Nabi Muhammad menonjolkan sifat rendah hati, tidak memandang dirinya lebih tinggi dari orang lain. Contohnya terlihat ketika beliau turut serta dalam pekerjaan fisik seperti penggalian parit, menunjukkan kesederhanaan dan keterlibatan langsung.

 

Dengan menerapkan nilai-nilai kepemimpinan ini, diharapkan pemimpin di era modern dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, menciptakan lingkungan yang harmonis, dan memberikan dampak positif pada masyarakat. Demikianlah sejumlah sikap Rasulullah yang bisa  diterapkan dalam kepemimpinan di zaman sekarang. Setiap orang yang ingin menjadi pemimpin bisa  belajar dari Rasulullah sebagai teladan.

REFERENSI

Arsyam, Muhammad. “Manajemen Pendidikan Islam (bahan ajar mahasiswa).” Makassar, 2020.

Faiqoh, Nurul. “Modernisasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Pada Era 4.0.” Ibriez : Jurnal Kependidikan Dasar Islam Berbasis Sains 5, no. 1 (2020): 26–42. https://doi.org/10.21154/ibriez.v5i5.93.

Faishol, Lutfi. “Kepemimpinan Profetik dalam Pendidikan Islam.” Eduprof : Islamic Education Journal 2, no. 1 (2020): 39–53. https://doi.org/10.47453/eduprof.v2i1.30.

Fauzi, Imron. Manajemen Pendidikan Ala Rasulullah. Diedit oleh Nurhid. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2019.

Hapsari, Gusti Widya, dan Fuad Masud. “Praktik Kepemimpinan Islam.” Diponegoro Journal of Management 7, no. 4 (2018): 1–16.

Kusuma Dewi, Indah, dan Ali Mashar. NILAI-NILAI PROFETIK DALAM KEPEMIMPINAN MODERN PADA MANAJEMEN KINERJA. Bandar lampung: Gre Publishing, 2019.

Mubasyaroh, Mubasyaroh. “Pola Kepemimpinan Rasulullah: Cerminan Sistem Politik Islam.” Politea 1, no. 2 (2018): 95. https://doi.org/10.21043/politea.v1i2.4488.

Muhibah, Siti. “MENELADANI GAYA KEPEMIMPINAN RASULULLAH SAW ( Upaya Menegakkan Nilai-nilai Toleransi antar umat beragama ).” Jurnal Pendidikan Karakter “JAWARA” (JPKJ) 4, no. 1 (2018): 67–74.